SALINDIA.ID – Aceh Selatan, Sejumlah Petani di Aceh Selatan melakukan panen yang ke empat dalam menerapkan metode Pertanian ramah lingkungan yakni Pemanfaatan Penutupan tanaman budidaya arau Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT) dalam meningkatkan hasil panen di Desa Lawe Meulang, Kecamatan Kluet Tengah, Kabupaten setempat.
Supriadi, Petani di Desa Lawe Meulang, Kecamatan Kluet Tengah, menjelaskan bahwa dengan menerapkan metode MTOT para petani sangat diuntungkan dengan peningkatan hasil panen, hemat biaya, mudah dan murah.
“Hari ini panen ke empat dengan menggunakan metode MTOT, semenjak penerapan metode tersebut kami para petani sangat diuntungkan,” kata Supriadi.
Ia menghimbau kepada petani lain untuk menerapkan metode tersebut guna membantu pemerintah dalam menjaga Karhutla, agar tidak melakukan pembakaran jerami pada lahan.
“Kalau kita tidak menggunakan metode ini, artinya jerami sisa panen pasti akan kita bakar yang bisa menyebabkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla),” jelas Supriadi.
Sementara itu, Kuswana Tim Ahli dari Udara Bersih Indonesia (UBI) Field Indonesia mengatakan metode pertanian Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT) yang ramah lingkungan digunakan dengan pemanfaatan sisa tumbuhan pasca panen menjadi sarana dalam melakukan aktivitas taninya.
Kuswana menyampaikan dengan penggunaan jerami bekas tanaman padi yang digunakan sebagai mulsa tanpa harus membakar dapat menyelamatkan semua hama yang menjadi rantai makanan dan meningkatkan hasil panen.
“Kita sudah mencoba di 8 Provinsi yakni, Aceh, Jambi, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,” ujar Kuswana.
Ia menambahkan bahwa di Provinsi Aceh Sendiri sudah dilakukan uji coba sebanyak empat kali penanaman dan berhasil.
“Alhamdulillah di Provinsi Aceh sudah 20 titik di Beberapa Kabupaten/Kota dilakukan percobaan MTOT ini, hasilnya sangat memuaskan,” kata Kuswana.
Ia berharap agar program Udara Bersih Indonesia di bawah Field Indonesia ini bisa berjalan dengan lancar, sehingga apa yang menjadi program Pemerintah yakni menghentikan pembakaran lahan di dilakukan dengan tidak membakar jerami.
“Kita hadir dalam memberikan solusi agar sisa jerami tidak dibakar, namun bisa dimanfaatkan oleh para petani,” Pungkas Kuswana.