Mensos: Sekolah Rakyat Cetak Generasi Emas 2045 dari Keluarga Kurang Mampu

Menteri Sosial Saifullah Yusuf didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Menegah Atas (SRMA) 34 Kabupaten Lebak, Banten, Jum’at (1/8/2025). SRMA 34 Lebak mengawali MPLS di 37 titik Sekolah Rakyat tahap 1b di seluruh Indonesia. (Foto: Dok. Biro Humas Kemensos/Ikhwan Syar Ishar)

SALINDIA.ID – Jakarta, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menegaskan bahwa Sekolah Rakyat menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan mencetak Generasi Emas 2045 dari anak-anak kurang mampu di seluruh Indonesia.

Gus Ipul, sapaan akrab Mensos,menyampaikan hal tersebut dalam keterangan resminya usai meresmikan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 34 Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (1/8/2025).

“Kita sebagai pembantu Presiden harus menjalankan gagasan beliau untuk menyukseskan Program Sekolah Rakyat,” ujar Gus Ipul.

Menurut Gus Ipul, gagasan Sekolah Rakyat yang dicetuskan Presiden Prabowo bertujuan untuk menciptakan pemerataan pendidikan, terutama bagi anak-anak dari keluarga miskin yang selama ini kesulitan mengakses pendidikan formal.

Kehadiran program ini diharapkan mampu mencetak generasi berkualitas melalui pendidikan yang layak, sehingga dapat memutus mata rantai kemiskinan.

Lebih lanjut, Gus Ipul memaparkan tiga kunci utama dalam gagasan Presiden Prabowo mengenai Sekolah Rakyat:

Pertama, memuliakan wong cilik, yakni memuliakan kaum dhuafa atau masyarakat yang kurang beruntung dan belum terjangkau pembangunan.
“Mereka kurang mampu dalam statistik keluarga miskin ekstrem, sehingga Sekolah Rakyat itu dapat melahirkan Generasi Emas 2045,” jelasnya.

Kedua, menjangkau yang belum terjangkau, mengingat masih banyak anak-anak usia sekolah — mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA — yang belum bersekolah, putus sekolah, atau berpotensi putus sekolah.
“Diperkirakan ada lebih dari 3 juta anak yang belum atau tidak sekolah serta berpotensi putus sekolah. Sekolah Rakyat hadir untuk menjangkau mereka,” ujar Mensos.

Ketiga, memungkinkan yang tidak memungkinkan, memberikan peluang bagi anak-anak yang semula kehilangan harapan untuk melanjutkan pendidikan akibat keterbatasan ekonomi keluarganya.
“Dengan Sekolah Rakyat, kita memberikan harapan dan kesempatan bagi anak-anak tersebut untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” tegas Gus Ipul.

Ia juga menegaskan bahwa konsep Sekolah Rakyat ini berbeda dengan sekolah umum lainnya yang lebih berorientasi pada capaian akademik.
“Fokus Sekolah Rakyat adalah anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dan rentan, terutama desil 1 dan 2. Siswa dipilih melalui seleksi yang dilakukan oleh petugas pendamping Program Keluarga Harapan (PKH),” jelasnya.

“Kita berharap, anak-anak yang belajar di Sekolah Rakyat nantinya bisa menjadi pemimpin bangsa — presiden, menteri, atau gubernur — melalui jalur pendidikan ini,” tambah Mensos.

Mensos juga mengangkat kisah inspiratif Gubernur Banten, Andra Soni, sebagai teladan bagi para siswa.
“Gubernur Banten Pak Andra Soni berasal dari keluarga tidak mampu, bahkan pernah menjadi sopir angkot dan pekerja serabutan. Namun, dengan kerja keras dan pendidikan, beliau kini menjadi Gubernur Banten. Ini inspirasi nyata bagi anak-anak Sekolah Rakyat,” kata Gus Ipul.

Sementara itu, Gubernur Banten Andra Soni menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah mengajukan enam kota/kabupaten di Banten untuk memiliki Sekolah Rakyat, mengingat masih banyak lahan yang tersedia di provinsi tersebut.

“Saat ini baru ada Sekolah Rakyat rintisan di Kabupaten Lebak dan Tangerang Selatan, yang memanfaatkan gedung-gedung milik pemerintah daerah,” kata Andra Soni.

Share :

Related Posts

Add New Playlist