SALINDIA.DI – Jakarta, Sebanyak 573 atlet muda dari berbagai penjuru Indonesia ambil bagian dalam ajang APM Taekwondo Championship Series 2 Tahun 2025, yang secara resmi dibuka oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, pada Sabtu (5/7/2025) di Gedung Oumar Basri Syaaf, Koarmada RI, Jakarta.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan papan kayu sebagai simbol khas Taekwondo, menandai dimulainya salah satu kejuaraan nasional paling bergengsi tahun ini. Kompetisi ini sekaligus menjadi perebutan Piala Ketua Umum KONI Pusat, menambah prestise dan daya tarik di kalangan atlet maupun klub peserta.
“Saya bangga melihat anak-anak usia sangat muda sudah didorong oleh orang tuanya untuk aktif menjadi atlet Taekwondo. Mereka adalah harapan bangsa, dan kelak akan mengibarkan Merah Putih di panggung dunia dengan iringan lagu Indonesia Raya,” tegas Marciano dalam sambutannya.
Kompetisi ini merupakan kelanjutan dari APM Series 1 yang terakhir digelar pada 2019. Di edisi keduanya, penyelenggaraan dinilai semakin matang dengan peningkatan signifikan jumlah peserta. Turnamen ini mempertandingkan tiga kategori utama: Kyorugi Prestasi (pertarungan), Poomsae Prestasi (jurus), dan Kyorugi & Poomsae Pemula, dengan rentang usia peserta dari Superkids (4–5 tahun) hingga Senior (18 tahun ke atas).
“Dengan semakin banyak kompetisi seperti ini, atlet akan memiliki pengalaman tanding lebih banyak, mental juara yang lebih kuat, dan kemampuan evaluasi yang semakin tajam,” ujar Marciano menambahkan.
Ketua Pengprov TI Jakarta, Mayjen TNI Mar Dr. Oni Junianto, yang turut hadir dalam pembukaan, juga menyampaikan apresiasinya terhadap konsistensi penyelenggaraan kejuaraan ini.
“Event ini bukan sekadar kompetisi. Ini adalah investasi jangka panjang dalam mencetak atlet bela diri nasional yang siap bersaing di level PON, SEA Games, Asian Games, bahkan Olimpiade,” ujarnya.
Kategori yang dipertandingkan sangat lengkap, baik untuk prestasi maupun pengembangan usia dini. Untuk Kyorugi Prestasi, kelompok usia meliputi Pra Cadet (maksimal kelahiran 2014), Cadet (12–14 tahun), Junior (15–17 tahun), dan Senior (18 tahun ke atas). Sementara untuk Poomsae Prestasi terdiri dari Cadet, Junior, dan Senior. Kelas pemula terbuka mulai dari Superkids (4–5 tahun), PraCadet A (6–7 tahun), hingga Senior.
Selain aspek kompetisi, APM Championship 2025 juga mengusung inovasi dalam hal kepedulian lingkungan. Bersama komunitas Antheia, panitia menerapkan konsep Zero Waste Management, menjadikan event ini sebagai pionir kejuaraan olahraga bela diri yang ramah lingkungan.
Tim relawan dari Antheia aktif memilah dan mengelola sampah selama acara berlangsung, memastikan limbah tidak mencemari lingkungan sekitar. Langkah ini mendapat sambutan hangat dari peserta dan pengunjung.
“Kita ingin tunjukkan bahwa menjadi atlet bukan hanya kuat secara fisik, tapi juga punya kepedulian terhadap masa depan bumi,” ujar Nadia A. Marciano, Ketua Panitia.
Panitia optimistis jumlah peserta akan terus meningkat seiring reputasi kejuaraan yang semakin menguat. Dengan format kompetisi yang inklusif dan dukungan dari KONI serta mitra strategis lainnya, APM Championship digadang sebagai salah satu fondasi utama pembinaan Taekwondo nasional.
“Kami menargetkan tahun depan bisa melibatkan lebih dari 700 atlet dari seluruh Indonesia, dan menjadikan kejuaraan ini sebagai barometer pembinaan prestasi Taekwondo Tanah Air,” tutup Nadia.
Lebih dari sekadar kejuaraan, APM Taekwondo Championship Series 2 Tahun 2025 adalah simbol semangat baru dalam pembinaan olahraga bela diri Indonesia: penuh energi muda, semangat berprestasi, dan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.