SALINDIA.ID – Banda Aceh, Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Mellani Subarni menyatakan, permasalahan penurunan stunting atau tengkes menjadi pekerjaan rumah (PR) pertama bagi semua pihak di Provinsi Aceh.
“Permasalahan stunting ini menjadi PR nomor satu dan menjadi amanah dari Pj Gubernur Aceh untuk terus bekerja keras turunkan stunting di Aceh,” kata Mellani, Selasa (2/4/2024).
Pernyataan itu disampaikan Mellani saat memimpin rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan BKKBN dan instansi terkait lainnya, di Ruang Kerja Gubernur Aceh, Meuligoe Aceh.
Menurut dia, untuk menurunkan angka stunting di Aceh, perlu adanya kolaborasi antar pihak dan elemen masyarakat. Pasalnya, mengefektifkan upaya ini harus berdasarkan kesamaan pemahaman, sehingga program berjalan sesuai harapan.
Dia menjelaskan, selama ini program penurunan stunting telah banyak dan sempurna dibentuk, hanya saja dalam implementasinya masih kurang efektif, bahkan tidak tepat sasaran, sehingga membuat kegiatan hanya berjalan di tempat.
“Seperti ada Gampong Gizi dan Rumoh Gizi Gampong, ada sebagian yang tidak jalan, yang tidak jalan itu lah yang harus kita dorong, agar program ini berjalan baik,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, untuk pencegahan, pemerintah Aceh juga sudah melakukan kerja sama dengan Kementerian Agama, melalui program sekolah persiapan nikah yaitu Samara atau pendidikan pra nikah bagi calon pengantin.
Adapun tujuan dari sekolah ini membekali ilmu bagi setiap calon pengantin tentang tugas dan tanggung jawabnya setelah menikah, serta berbagai hal yang perlu disiapkan seperti kesehatan dan psikologis.
Pendidikan pra nikah ini dinilai penting bagi setiap calon pengantin karena akan mengajarkan persoalan finansial, keluarga, pekerjaan rumah tangga, kehamilan dan mengurus anak, salah satunya pencegahan stunting.
“Jadi saya pikir, program sudah bagus tinggal kita gerakkan kembali agar bisa berjalan sesuai arahnya. Jadi saya butuh kerja sama semua pihak, karena saya tidak bisa bekerja sendiri,” tandasnya.