SALINDIA.ID – Jakarta, Perangkat pekerjaan Countering Terrorism And Preventing Violent Extremism (CTPVE) untuk memperkuat kemampuan Pusat Pengendalian Krisis (Pusdalsis) mulai disiapkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai salah satu sarana penanggulangan terorisme.
“Hari ini adalah momen penting, kita bekerja mulai hari ini menyiapkan perangkat – perangkat countering terrorism and preventing violent extremism” jelas Kepala BNPT Komjen. Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, dalam keterangannya terkait acara Penandatanganan Kontrak Kerja di Kantor BNPT Jakarta, pada Jumat (16/2/2024).
Rycko mengatakan, dengan CPTVE, maka BNPT akan memiliki pusat pemantauan atau monitoring center canggih yang bisa diandalkan di Pusdalsis.
Tujuannya, untuk mendukung tugas Pusdalsis memantau keberadaan mantan narapidana terorisme atau mitra deradikalisasi yang berada di wilayah Indonesia.
“Pusdalsis kita harapkan punya kemampuan menjadi command center , kemudian karena tugas Pusdalsis adalah monitoring keberadaan mitra deradikalisasi yang sudah kembali ke Masyarakat, maka perlu kemampuan monitoring center,” ujarnya.
Selain fungsi monitoring, Pusdalsis akan menjadi pusat pengolahan data dan informasi sehingga BNPT dapat menjadi alat presiden dalam mengendalikan krisis saat terjadi aksi teror.
Sementara itu, Direktur Utama PT Nexus Tama, Rendy Michael, mengaku senang dapat berpartisipasi di dalam program transformasi BNPT.
Partisipasi itu juga dinilai mengandung tanggung jawab moral untuk mendukung kinerja maksimal BNPT melalui perangkat CPTVE.
“Sebuah kebanggaan bagi kami karena bisa berpartisipasi dalam transformasi BNPT. Hal tersebut juga memberikan kami tanggung jawab moral. Kami terima dan akan kami laksanakan sebaik – baiknya untuk memaksimalkan kinerja BNPT,” tutup Rendy.