SALINDIA.ID – Aceh Selatan, Kontingen Aceh Selatan membaca hikayat yang menceritakan Pala dalam tiga lini masa, para penonton dibuat terhipnotis dengan alunan syair Ratoh Aneuk Pala, pada Kamis (9/11/2023).
Seperti yang diketahui, Buah pala pernah menjadi rempah yang paling di perebutkan di masa penjajahan, karna khasiatnya yang sangat banyak. Tumbuh dengan subur di Aceh Selatan, menjadikan pertanian ini salah satu mata pencaharian yang paling banyak digeluti oleh masyarakat setempat.
Ketua Harian PKA ke 8 Aceh Selatan, Akmal, AH menyampaikan Hikayat tersebut menceritakan Pala dimasa kejayaannya, dimana Ia mendominasi pasar Nasional serta Global dalam hal ekspor.
“Pala dijadikan bahan baku dasar bumbu makanan serta obat-obatan, sehingga rempah pala sangat terkenal dimasanya,” katanya.
Akmal, AH menjelaskan bukan hanya rempahnya yang terkenal, akan tetapi dengan hadirnya pala, daerah Aceh Selatan juga ikut dikenal. Namun beberapa tahun terakhir Pala di Aceh Selatan mulai menemurun produksi serta kualitasnya, dikarenakan banyaknya hama serta harga pala yang anjlok.
Selain itu, dengan turunnya produksi pala, pendapatan serta kehidupan masyarakat semakin sulit. Banyak harapan masyarakat untuk masa depan pala kembali jaya seperti sedia kala.
Dalam hikayat Ratoh Aneuk Pala ini, menceritakan kejayaan pala di masa lampau, hingga terpuruknya petani pala akibat kualitas tanaman pala menurun.
“Banyak harapan besar dari anak petani pala di masa depan, dan pala akan jaya kembali di negerinya sendiri,” jelas Akmal AH.
Sementara itu, Safriani warga Banda Aceh yang hadir menyaksikan Penampilan Hikayat yang diperlombakan dalam event Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8 mengapresiasi penampilan dari Aceh Selatan.
“Saya pecinta syair, oleh sebeb itu saya hadir ke Taman Budaya hari ini untuk menyaksikan penampilan 23 kabupaten kota dalam perlombaan pengarang dan membaca hikayat,” ujar Safriani.
Safriani merasa sempat terbawa dengan alunan syair yang ditampilkan kontingen nimor urut 2 yakni dari Aceh Selatan.
“Saya merasa terhipnotis dengan alunan syair yang dibawa, penuh sejarah dan sangat menyentuh,” Pungkas Safriani.