Menko PMK Minta Generasi Milenial dan Z Harus Menguasai Teknologi Digital

Menko PMK Muhadjir Effendy Minta Kampus Ciptakan Pemikiran Untuk Batasi Bahaya Disrupsi dari Teknologi Digital/Foto: Kemenko PMK

SALINDIA.ID – Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan generasi milenial (kelahiran 1981-1996) dan generasi z (kelahiran 1997-2012) harus memiliki penguasaan teknologi digital.

Menurutnya, dewasa ini penguasaan teknologi digital menjadi bagian utama yang tak terpisahkan dari kehidupan.

Hal tersebut dikatakannya saat menyampaikan pidato kunci pada Seminar dan Kuliah Umum Literasi Komputasi: Literasi dan Etika Digital Melalui GNRM, di Auditorium Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, pada Kamis (5/10/2023).

“Jadi semua generasi milenial dan generasi z wajib menguasai digital, itu menjadi bagian utama,” kata Menko Muhadjir melalui keterangan resmi yang diterima InfoPublik Jumat (6/10/2023).

Ia menjelaskan perkembangan global saat ini membuat penguasaan teknologi digital harus dimiliki generasi muda. Menurutnya, era saat ini adalah era baru yang belum pernah dialami pada era sebelumnya.

Namun, sisi negatif dari era digital yaitu adanya disrupsi keterampilan dan kemampuan berpikir yang semakin lama kehidupan manusia bisa digantikan oleh teknologi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelegence/AI).

Karena itu, Menko Muhadjir menerangkan perlu ada batasan-batasan yang bisa membuat pemanfaatan teknologi digital tidak membuat disrupsi keterampilan dan kemampuan berpikir semakin parah.

“Tantangan terbesar kedepan menetapkan namanya ‘Moral and Ethical Bordering‘, batasan moral batasan etika, mana yang tidak boleh dilampau ketika kita menguasai teknologi digital. Dan kita sadar betul bahwa ini tantangan sangat berat untuk Indonesia,” kata Menko Muhadjir.

Revolusi Mental merupakan gerakan bersama untuk merubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup. Sikap positif terhadap suatu permasalahan perlu terus dikembangkan, sehingga perlu pergeseran tingkatan sikap dari antipati, apati, simpati, menjadi empati.

Muhadjir berharap Universitas Al-Azhar Indonesia bisa menelurkan berbagai macam buah pikiran untuk pemanfaatan teknologi digital dengan bijak. Menurutnya, Universitas Al-Azhar Indonesia bisa menjadi think-thank yang bisa memberikan batasan moral berkaitan dengan teknologi dan AI.

“Malapetaka teknologi akan terjadi kalau kita tidak arif tidak bisa memanfaatkan sebaik-baiknya,” kata Menko Muhadjir.

Sumber Berita : InfoPublik.Id

Share :

Related Posts

Add New Playlist