SALINDIA.ID – Banda Aceh, Peristiwa dan kejadian berbagai bencana terus terjadi sehingga dampak tersebut akan lebih parah jika terjadi pada saat proses belajar-mengajar sedang berlangsung di sekolah, karena reruntuhan bangunan dan benda sekitarnya dapat menimpa dan menimbun peserta didik, guru maupun tenaga kependidikan lainnya.
Demikian disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas, MP, saat menjadi Inspektur Upacara pada pembukaan simulasi Gempa Bumi Sekolah Aman Bencana (SMAB) Tingkat SMA tahun 2023 di MAN 1 Banda Aceh (21/09/2023).
”Salah satu tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana salah satunya adalah simulasi,”ujar Ilyas didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBA, Bobby Syahputra.
Oleh karena itu, diperlukan sekolah yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan warga sekolah siaga setiap saat termasuk dari ancaman bencana alam. terkait itu pula perlu saya sampaikan bahwa pemerintah Aceh melalui BPBA sudah menginisiasi lahirnya qanun pendidikan kebencanaan.
“kita berharap dengan lahirnya qanun ini, kedepan penanganan bencana terutama di lembaga pendidikan lebih terkoordinir dan terkoordinasi,” sambungnya.
Disebutkan bahwa, berdasarkan data Kemendikbudristek dan BNPB tahun 2022, lebih dari 62 ribu sekolah dan 12 juta siswa terdampak bencana, serta 57% satuan pendidikan terpapar lebih dari satu ancaman bencana.
Konsep dasar SPAB sendiri adalah agar kita dapat mewujudkan pendidikan tangguh bencana, tentunya memerlukan upaya-upaya yang komprehensif yang berpusat pada anak. (MC 05)
Sumber Berita : InfoPublik.Id