“Deklarasi tersebut menggarisbawahi beberapa hal, antara lain peran penting iptek dan inovasi dalam pencapaian SDGs,” kata Retno.
G77 sendiri merupakan kelompok kerja sama negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terdiri dari 134 negara berkembang dengan agenda utama memajukan kerja sama pembangunan.
KTT G77 menghasilkan satu dokumen kesepakatan yang dinamakan Deklarasi Havana. Deklarasi tersebut menggarisbawahi beberapa hal, salah satunya peran penting iptek dan inovasi dalam pencapaian SDGs dan upaya untuk mengatasi berbagai tantangan global.
Retno menyebutkan, deklarasi tersebut juga menyoroti tentang kesenjangan akses antara negara berkembang dan negara maju terhadap sistem dan teknologi informasi (STI).
Terkait STI tersebut, Menlu Retno menekankan beberapa hal dalam pernyataan dari Indonesia yang disampaikan selama KTT G77, yaitu bahwa STI memegang peran yang sangat penting.
Oleh karena itu, menurut dia, G77 harus dapat mendorong akses yang lebih kuat terhadap STI untuk negara-negara berkembang.
Terkait hal itu, Indonesia mendorong penguatan kerja sama STI dan siap untuk berkontribusi, baik melalui NAM Centre for South-South Cooperation maupun kerja sama pembangunan Indonesia.
Di sela-sela KTT G77, Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Yaman.
Setelah dari Havana, Retno akan langsung menuju New York, Amerika Serikat untuk menghadiri rangkaian pertemuan Sidang Majelis Umum PBB.